Rabu, 02 Maret 2011

wawasan


Cara belajar dan sistem belajar diperguruan tinggi jelas amat sangat berbeda jauh dengan cara belajar di sekolah menengah umum. Belajar di perguruan tinggi memerlukan kemandirian dan disiplin pribadi. Setiap peserta kuliah dituntut aktif berpartisipasi tidak hanya datang untuk mencatat bahan kuliah, tetapi juga untuk berlatih dan berdiskusi dalam rangka memahami materi yang diajarkan.
Dosen-dosen akan sangat senang bila mahasiswanya aktif menanyakan setiap topik yang dibahas di dalam ruang kuliah maupun di luar kuliah. Biasanya dosen menyediakan waktu konsultasi di luar jam kuliah.
1.       Mekanisme Mengikuti Kuliah.
dating tepat waktu, karena bila teman” terlambat maka akan kehiilangan materi. Bila momen tersebut hilang, maka akan sulit untuk menyesuaikan diri pada laju perkuliahan & laju penyampaian materi yang membahas materi kuliah pada saat itu. Materi ini biasanya disampaikan dengan padat.
Periksalah materi perkuliahan dengan baik sebelum datang ke ruang kuliah.
2.     Sebaiknya teman” telah mempelajari terlebih dahulu materi sebelumnya dan membaca materi yang akan diajarkan. Jika masih belum mengerti, diskusikanlah materi tersebut dengan dosen pengajar pada awal kuliah. Akan lebih baik lagi bila teman2 membaca materi yang akan diajarkan sehingga pada saat perkuliahan teman2 telah memiliki gambaran perkuliahan secara umum & tidak terlalu asing dengan istilah-istilah baru yang digunakan dalam perkuliahan.
Jangan dengan sengaja meninggalkan kuliah.
3.     Perkuliahan adalah suatu rangkaian penyampaian materi. Jika teman” sekali tidak ikut kuliah, maka teman2 harus belajar sendiri untuk memahami materinya, dan jika materi tersebut belum dikuasai, maka akan sukar untuk memahami materi berikutnya. Perlu diingat bahwa hampir seluruh mata kuliah mensyaratkan agar dapat mengikut ujian, persentase kehadiran harus lebih dari 70 %.
Berpakaianlah secara sopan dan rapi.
4.     Cara berpakaian seseorang mencerminkan kepribadian orang tersebut. Berpakaian rapi meliputi mentaati norma dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat serta menutupi seluruh aurat dengan baik. Dengan berpakaian rapi selain tidak mengganggu orang lain juga menunjukkan bahwa kita memiliki norma dan sistem nilai yang luhur. Diwajibkan bagi para mahasiswa memakai sepatu saat menghadap dosen dan menghadiri perkuliahan.
Keberhasilan dalam menyelesaikan studi di perguruan tinggi dalam waktu yang relative singkat merupakan impian seluruh mahasiswa, keluarga dan orang tua. Namun untuk dapat mencapai sukses yang diinginkan itu bukanlah hal yang mudah, karena cara belajar di perguruan tinggi lebih bersifat mandiri dibandingkan cara belajar di tingkat pendidikan sebelumnya (SMU/SMK) yang lebih banyak dibimbing secara langsung oleh para guru.
Oleh karena itu jika para mahasiswa tidak dapat menyesuaikan diri dalam belajar di perguruan tinggi, maka kemungkinan besar mahasiswa yang bersangkutan akan gagal mencapai gelar kesarjaan sebagaimana yang di cita-citakan, dan kalaupun berhasil mencapai gelar kesarjanaannya pasti waktu studi yang dipergunakan untuk meraih gelar tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama dari waktu normal yang seharusnya.
Untuk membantu para mahasiswa agar dapat menyelesaikan studinya di perguruan tinggi dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, maka diperlukan kiat-kiat belajar yang sukses, yakni sebagai berikut.
1.       Waktu Mengikuti Kuliah.
Dalam sistem perkuliahan konvensional, para mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti kuliah tatap muka minimal 75% dalam satu semester. Agar berhasil mendapatkan tambahan pengetahuan dari dosen dalam kegiatan perkuliahan tersebut maka sebelum berangkat ke kampus teman2 harus sudah mempersiapkan diri dengan membaca terlebih dahulu buku wajib dari materi kuliah yang akan disampaikan oleh para dosen pada hari itu. Untuk mengetahui jenis buku wajib dan materi apa yang akan disampaikan oleh dosen, maka teman2 dapat mengetahuinya dari Satuan Acara Perkuliahan (SAP), yang biasanya diberikan oleh dosen di awal perkuliahan pada setiap semesternya.
Seandainya teman2 belum mendapatkan SAP yang dibuat oleh dosen, teman2 dapat menanyakan garis-garis besar materi perkuliahan tersebut kepada pada rekan-rekan mahasiswa senior yang pernah mengikuti mata kuliah tersebut. Pakar pembelajaran dewasa ini sependapat bahwa keberhasilan dan kebermaknaan dalam belajar ditentukan oleh kesiapan belajar (readness of learning), demikian pandangan konstruktivisme dalam pembelajaran.
Selain sudah membaca materi perkuliahan, teman2 juga diharapkan tidak terlambat dalam mengikuti perkuliahan, karena jika teman2 terlambat selain dapat mengganggu kosentrasi dosen dan para mahasiswa lain yang sedang belajar, kemungkinan teman2 juga tidak akan dapat membuat kesimpulan terhadap materi kuliah yang disampaikan oleh dosen, karena teman2 tidak mendapatkan informasi materi perkuliahan secara utuh atau lengkap, karena teman2 terlambat masuk ke ruang kelas. Sedangkan untuk minta dosen mengulangi penyampaian materi perkuliahan dari awal tidaklah mudah, karena tidak semua dosen bersedia untuk melakukannya.
Setelah teman2 masuk ke kelas tepat waktu, maka posisi tempat duduk juga harus anda perhatikan, karena posisi tempat duduk sangat mempengaruhi dalam menyimak materi kuliah yang disampaikan oleh dosen. Jangan sampai tempat duduk menghalangi penglihatan kita terhadap apa yang dituliskan oleh dosen di papan tulis, atau apa yang dipancarkan oleh slide OHP ataupun LCD.
Selain itu posisi tempat duduk kita jangan sampai mengganggu pendengaran kita terhadap suara dosen yang sedang menyampaikan materi kuliahnya, karena tidak semua dosen bersedia menggunakan alat pengeras suara dalam memberikan kuliah di kelas.
Pada waktu mengikuti kuliah di kelas juga harus mencatat berbagai kata kunci atau hal-hal penting sebagai intisari dari materi yang sedang disampaikan oleh dosen, dan setelah tiba di rumah bentuk catatan yang masih berupa garis besar itu harus disalin kembali secara rinci dan sistematis ke dalam buku khusus sesuai jenis mata kuliahnya. Proses menyalin kembali catatan kuliah ke buku khusus itu harus dilakukan pada hari itu juga, karena jika ditunda kemungkinan kita lupa memahami makna catatan yang telah kita lakukan, atau catatan kita itu hilang entah kemana.
2.     Belajar di Rumah.
Agar seluruh materi perkuliahan dapat dimengerti secara tuntas, maka teman2 harus menyediakan waktu untuk mempelajari kembali seluruh materi kuliah yang sudah diberikan oleh para dosen, karena akan sulit bagi kita untuk memahami materi kuliah jika hanya belajar di ruang kelas pada waktu tatap muka dengan dosen. Hal ini disebabkan waktu yang tersedia untuk belajar di kelas relative lebih singkat, sedangkan materi kuliah biasanya sangat banyak sehingga proses belajar di kelas biasanya lebih bersifat umum, sedangkan hal-hal yang lebih rinci harus kita baca sendiri dari buku wajib yang telah ditetapkan.
Adapun kegiatan belajar di rumah ini juga termasuk dalam hal mengerjakan berbagai tugas yang diwajibkan oleh dosen agar dapat lebih mendalami materi perkuliahan yang sedang dipelajari.
Agar kegiatan belajar di rumah dapat mencapai sasaran seperti yang diharapkan, maka langkah awal yang perlu kita persiapkan adalah menyiapkan berbagai keperluan alat tulis menulis secara lengkap di meja belajar kita, sehingga jika kita sudah duduk di meja belajar tidak perlu lagi bergerak kesana-kemari untuk mencari berbagai alat tulis, karena semuanya sudah tersedia di sekitar kita. Selain itu ruangan belajar kita hendaklah terasa nyaman dan menyenangkan, tidak terlalu panas atau terlalu dingin, dengan sirkulasi udara yang sehat serta dalam lingkungan yang tenang.
Agar materi kuliah dapat lebih dipahami, maka dari hasil membaca buku wajib yang telah ditetapkan itu, kita harus membuat ringkasan atau resume. Dalam membuat resume, kita harus menulis kembali pokok-pokok pikiran dari buku wajib yang telah kita baca dengan menggunakan redaksi kalimat yang kita buat sendiri agar lebih mudah dipahami.
3.     Memanfaatkan Perpustakaan.
Pada dasarnya perpustakaan itu hanyalah membantu kita untuk melengkapi bahan bacaan yang sudah kita miliki sebelumnya. Oleh karena itu untuk berbagai buku wajib yang sudah ditentukan oleh dosen sebaiknya dapat kita miliki secara pribadi, jadi untuk buku wajib kita tidak perlu lagi meminjamnya dari perpustakaan, karena biasanya untuk buku-buku tertentu jumlahnya masih terbatas dan jika ingin meminjam juga dibatasi waktu, sehingga belum selesai buku itu kita pelajari sudah harus dikembalikan.
Namun jika situasi yang belum memungkinkan untuk memiliki buku s

Selasa, 01 Maret 2011

ringkas Ulas Teori Organisasi


Teori Organisasi Klasik

Konsep tentang organisasi sebenarnya telah berkembang mulai pada tahun 1800-an, dan konsep ini sekarang disebut juga teori klasik ( klasical theory ). Adapun dampak dari teori klasik pada organisasi telah dan masih dirasakan sangat besar. Organisasi yang didasarkan birokrasi dan banyak bagian lain dari teori klasik telah ada ribuan tahun yang lalu, ini sebagian contoh seperti yang dikenal dalam kerajaan mesir, china, dan kekaisaran romawi.

Teori klasik memberikan petunjuk mekanistik, structural yang kaku, bukan kreatifitas. 
                Teori klasik berkembang dalam tiga aliran yaitu :
1.       Birokrasi
2.       Teori administrasi
3.       Manajemen ilmiah

Ketiganya juga mempunyai efek yang sama dalam praktek, dan semua dikemvbangkan sekitar tahun 1900-1950oleh sekkelompok penulis.
1.       Birokrasi dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya The Pritestant Ethic and Spirit Of Capitalism, dikembangkan dari ilmua sosiologi. Sedangkan teori administrasib manajemen ilmiah dikembangkan langsung dari pangalaman praktek manajemen.
2.       Teori adaministrasi yang dikembangkan atas dasar sumbangan “Hendry Fayol” memusatkan diri pada aspek makro dri organisasi .
3.       Teori klasik mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan kegiatan kekuasaan , tujuam, peranan, kegiatan, komunikasi, dan factor yang lain terjadi bila orang bekerja sama.

Teori Klasik : Anatomi Organisasi Formal
Teori organisasi klasik hampir sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi formal. Hal ini yang memplopori berkembangnya teori organisasi klasik.
3 unsur pokok organisasi formal yang selalu muncul dalam lateratur manajemen adalah :
               
1.       Sitem kegiatan yang terkoordinasi.
2.       Kelompok orang.
3.       Keja sama untuk mencapai tujuan.

Dasar-dasar organisasi menurut teori klasik. Adanya auatu organisasi atau koordinasi bergantung pada empat  kondisi :                                                    

1.       Kekuasaan
2.       Saling melayani
3.       Doktrin
4.       Disiplin
Dasar-dasar ini dapat diterapkan untuk merancang struktur dan bentuk organisasi.

Tiang Dasar Teori Organisasi Formal

Tampa ragu-ragu para ahli teori organisasi klasik menyebut pembagian kerja sebagai tiang dasar yang paling penting di antara empat tiang dasar organisasi klasik. Pembagian kerja, seperti telah disebut di bagian sebelumnya , alasan utama untuk koordinasi. Adalah bahwa adanya oengembangan pekerjaan teknis organisasi akan dicapai perbaikan hasil kerja.

                                                              Teori Organisasi Neoklasik

Aliran pemikiran lebih lanjut yang muncul digambarkan sebagai neoklasik, dansecra sederhana dikenal sebagai teori atau aliran hubungan manusiawi (the human ralations movement). Seperti tekandung namanya teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori neoklasik merubah, menambah, dan dalam banyak hal memperluas teori klasik. Anggapan dasr teori neoklasik adlah menekankan aspek psikologis dan social karyawan sebagai indivdu maupun sebagian kelompok kerjanya. Atas dasar anggapan ini teori neoklasik mendefinisikan suatu organisasi sebagai kelompok orang dengan tujuan bersama.

                              Perkembangan Teori Neoklasik

Teori neoklasik sebenarnya bukan merupalam teori baru yang muncul seperti teori klasik. Teori neoklasik muncul dan mengusulkan perubahan pada teori klasik.perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan yang dilakukan di hawthorne, serta tulisan hugo Munsterberg. Pendekatan neoklasik ditemukan juga didalam buku-buku tentang hubungan manusia.

Pemula perkembangan teori manusiawi (teori neoklasik) ditandai dengan percobaan-percobaan hawthorne yang dilakukan dari tahun 1924 sampai 1932. Percobaan dimulai dari tahun 1942 di pabrik Hawthorne milik perusahaan western electric  dicicero, illionis, dekat Chicago, dan disponsori oleh national research dilakukan untuk meneliti pengaruh perbedaan tingkat penerangan (cahaya) dalam pekerjaan terhadap produktivitas bekerja atau efisiensi para karyawan. Percobaan ini terus dilakukan untuk menemukan faktor “misterius” yang mempengaruhi kenaikan produktifitas kerja.  

Percobaan kedua dimulai pada bulan april tahun 1927. Percobaan ini melibatkan kelompok kecil pekerja, yang terdiri dari enam orang gadis. Perubahan dilakukan secara priodik. Terhadap kondisi kerja lainnya juga dilakukan perubahan secara periodic, setelah periode beberapa tahun percobaan dilanjutkan dengan perubahan tersebut, ternyataproduktivitas tetap naik. Para peneliti mengambil kesimpulan bahwa hubungan social atau manusiawidiantara para pekerja lebih penting dalam menentukan produktivitas dari pada perubahan kondisi kerja.

Kritik dan “usul” perubahan neoklasik pada tiang dasar teori organisasi formal

Aliran neoklasik bukan merupakan atau mencetuskan suatu teori murni seperti yang dilakukan aliran klasik. Pengikut aliran neoklasik adalah mereka yang membahas kelemahan model klasik pada perilaku organisasi, tetapi tidak menentang seluruh teori klasik.

Hakekat kerja menjadikan orang menjadi lebih tergantung pada orang laindan memrlukan koordinasi yang lebih besar, dan akibatnya adanya pembagian kerja adalah spesialisasi yang mengakibatkan orang terpercah belah, merasa cemburu (iri) dengan orang lain, dan sebagainya. Oleh karena itu teori  neoklasik mengemukan perlu adanya :  
               
1.       Partisipasi atau melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan.
2.       Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi, agar orang tidak menjadi spesialisasi tapi dapt memperluas kemampuan dan keahlian dalam bidang lain.


Proses-Proses Scalar Dan Fungsional

Proses skala dan fungsional  menimbulkan berbagai masalah dalam pendegelasian wewenang dan tanggung jawab, yang dipergunakan teori klasik mengenai proses pendegelasian adalah bahwa kapasitas (kemampuan) individu sama dengan wewenang pemerintahan dan menugaskan fungsinya, jadi, kita dapat menyimpulkan bahwa teori klasik menganggap bahwa wewenang cenderung sama dengan kapasitas yang ditujukan oleh fungsi dalam organisasi.

Struktur Organisasi
                                           
Tentang struktur organisasi, teori neoklasik menyatakan bahwa struktur merupakan penyebab terjadinya pergeseran (frictions) internal di antara orang-orang yang melaksanakan fungsi yang berbeda-beda.

Rentang Kendali

Neoklasik  menyatakan bahwa rentang kendali atau rasio atas- bawahan adalah tidak selalu 1 : 8 dan sebagainya, penerpan rasio penentuan fungsi manusia yang pasti ini adalah tidak masuk akal, karena penentuan rentang sangat tergantung pada perbedaan individu dalam kemampuan manajemennya, tipe orangnya, efektifitas komunikasi, fungsi pengawasan formal serta derajat sentralisasi, dimana neoklasik mengusulkan pengawasan bebas demokrastis, sedang klasik memilih pengawasan ketat.

Rentang yang pendek mengakibatkan pengawasan yang ketat, rentang yang luas memerlukan pendegelasian yang baik dengan mengurangi pengawasan, karena perbedaan individu dan organisasi, kadang ada satu yang lebih baik dengan mengurangi pengawasn. Karena perbedaan individu dan organisasi, kadang- kadang yang satu lebih baik dari pada yang lain, maka rentang kendali tidak dapat ditetapkan secara kaku.

Pandangan Neoklasik Terhadap Organisasi Informal

Titik tekanan teori neoklasik adalah pada dua elemen pokok dalam organisasi, yaitu perilaku individu dan kelompok pekerja. Organisasi informal terdiri dari orang-orang yang bergabung menjadi suatu kelompok dalam kerjanya, tetapi penggabungan ini tidak sitentukan dalam blue print” organisasi formal. Organisasi informal berarti kelompok-kelompok alamiah yang terbebntuk sebagai hasil interaksi di antara para karyawan dalm situasi kerja mereka.

Faktor-faktor yang dapat menentukan munculnya organisasiinformal, antara lain :

1.       Lokasi : untuk membentuk suatu kelompok ,orang harus memiliki kontak tatap muka ( face- to- face) yang ajeg.
2.       Jenis pekerjaan : ini merupakan faktor kunci yang menentukan munculnya dan komposisi organisasi informal
3.       Minat ( interests) : walaupun orang-orang mungkin ada pada lokasi yang sama,melaksanakan kerja yang sejenis, perbedaan minat di antara mereka menjelaskan mengapa muncul beberapa organisasi informal yang kecil, disampingsatu yg besar.
4.       Masalah –masalah khusus : dalam hal ini, orang-orang yang tidak mempunyai minat,pekerjaan  dan lokasi yang sama bergabung bersama untuk kepentingan khusus.ini lebih bersifat alamiah , tetapi tidak permanen (tetap)

Bila organisasi informal terbentuk dengan karakteristik-karakteristik khusus,manajemen seharusnya menyadari bahwa organisasi informal ada dan hidup”, tidak satupun yang dapat menghancurkannya.Oleh sebab itu eksekutif harus berkerja sama dengan organisasi informal tapi tidak berarti tidak mengabaikan kebweradaan nya,mendengarkan pendapat kelompok yng disuarakan oleh pemimpinmereka mengakibatkan partisipasi kelompok dalam pengambilan keputusan,dan mengendalikan komunikasi informal dengan menyebarkan informasi yang lebih cepat dan tepat.

Selama ppendekatan menghadapi organisasi informal di pusatnya pada manajemen, cukup beralasan untuk memperkirakan bahwa standard an norma-norma kelompok informal dapat menyebabkan tidak jalan nya kebijakaan organisasi formal. Usaha yang lebih baik bagi manajer adalah mengembangkan suatu hubungan kerja dengan organisasi informal yang dapat menghasilkan keselarasan pandangan organisasi formal dan informal.

KASUS : TERLALU BAIK TERHADAP KARYAWAN

Jono Basuki seorang sarjana ekonomi jurusan manajemen dari fakultas ekonomi UGM kemudiaan setelah lulus kulia jono kemudian bergabung dengan perusahaan milik keluarganya,yang memiliki 25 orang karyawan berketrampilan menengah (semi-skilled).Minggu pertama pada jabatannya dia dipilih oleh ayahnya yang mengataka,”Jon ,saya telah berkesempatan untuk cara kerjamu dengan para karyawan selama dua hari yang lalu dan, meskipun saya tidak senang saya merasa harus mengatakan suatu hal.Kamu terlalu”baik’ terhadapat karyawan.saya tahu bahwa dosen mu di universitas konsep hubungan manusiawi tetapi tidk bsa berjalan di sini.Saya teringat waktu pertama kali Hawthorme studies diperkenalakan dan semua orang d universitas menjadi tertarik, tetapi , percaya saya, ada hal yang lebih untuk pengelolahan karyawan hanya ‘baik’ terhadap mereka”.

KASUS : PERTEMUAN “PINTU – TERBUKA”

Thomas Sutanto, prisiden direktur perusahaan HBV, mencadangkan setiap Kamis siang sebagai waktu “pintu – terbuka “ (OPEN _door). Bapak sUSanto menjadwalkan tidak ada janji dengan pihak luar untuk waktu itu dan bersedia menerima siapa saja di antara 1.500 karyawan akan membicarakan apa saja yang diinginkan mereka .Para karyawan akan daperlakukan dengan basis pertama kali dating, pertama kali dilayani.Dia mencoba untuk membatasi setiap pertemuan tidak lebih dari loma belas menit,tetapi kadang-kadang dia berbicara dengan seorang karyawan lebih dari satu jam. Sering percakapan tidak atau kurang mempunyai hubungan dengan bisnis perusahaan.Bapak Sutanto tidak membeda-bedakan para bawahannya, walaupun mereka berbeda posisinya dalam perusahaan.

Dua hari yang lalu,Bapak SUsanto menerima sebuah memo dari empat wakilnya yang meminta  agar dia tidak meneruskan pertemuan “pintu –terbuka” dengan alasan-alasan sebagai berikut :
1.       Hal tuemerukn trlalu bayak watu prside dirktur yag sangatberharga.
2.       Banyak kryawanmenyalahgunkan waktu denga membicarakan masalah-masalah pibai yang tiak mempunyaihubunga dengan pekerjaan mereka.
3.       Praktek tersebut cenerung mengrangi wewenang wakil pesiden dektur.
4.       Banyak karyawan tampak serig embuat-buat masalah yang akan mereka aukan
5.       Para karyawan tampak sering membuat keluhan-keluhan yang tidak benar tentang parapeyelia(supevisrs)mereka.

Bapak SUtato merasa bahwa pertemuaan “pintu – terbuka ‘ sangat bernilai atau berguna bagi perusaaan ,tetapi dia uga kawaier dengan para wakil preiden direktur dan banyak mnajer lainnya dalam perusahaan ang menentangkebijaksanaan itu.Dia ragu-ragu apa tanggapan yag harus dia berikan untuk menjawab memo pa wakil presiden direkur.
                
                                        Teori Organisasi Modern

                Aliran besar ketiga teori organisasi dan manajemen adalah teori modern, yang kadang-kadang disebut juga analisa system pada organisasi. Teori modern melihat semua unsure organisasi bukanlah suatu system tetutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tapi, organisasi adalah suatu yang harus terbuka, interakssi dinamis antara proses-proses atau bagian dan fungsi dalam suatu organisasi, maupun dengan organisasi maupun dengan organisasi lain, dan dengan lingkungan merupakan pembahasan teori modern.

Bab sebelumnya membahas teori dan cara penyusunan organisasi tradisional, seperti yang terlihat dalam kenyataan pendekatan klasik ini masih banyak dijumpai dalam bebagi tipe organisasi. Bagaimanapun juga, semua bidang masyarakat modern sedang mengalami suatu proses perubahan yang dramatic, terutama yang menyangkut organisasi formal, tidak semua tradisional terus relevan dengan organisasi modern.

Kita akan menguraikan konsep dasar teori organisasi modern, sedangkan bentuk dan model struktur organisasi modern akan dibicarakan disini. Teori organisasi dan manajemen modrn dikembangkan sejak tahun 1950, teori modern banyak hal yang mendasar berbeda sengan teori klasik. Pertama, teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi, kemudian yang kedua, ilmu klasik telah mebicarakan konsep koordinasi, scalar dan vertikal. Teori organisasi modern lebih dinamis dari pada teori lainnya dan meliputi lebih banyak variable yang dipertimbangkan.

Teori Sistem Umum

Sistem umum merupakan suatu aspek analisis organisasi yang berusaha untuk menemukan, kaidah umum organisasi yang berlaku universal, tujuan teori sistem umum adalah penciptaan suatu ilmu pengetahuan organisasional  universal dengan menggunakan elemen dan proses umum seluruh sistem sebagai titk awal.

                Ada beberapa tingakatan sistem yang harus diientegrasikan, klasifikasi tingkat-tingakan  sistem sebagai berikut :

1.       Struktur static, yang merupakan tingkat rangka dasar, anatomi suatu sistem.
2.       Sistem dinamik sederhana, tingakat mesin jam, dengan gerak tertentu.
3.       Sistem sibernetik, tingkat thermostat, sistem yang bekerja untuk menjaga keseimbangan melalui proses penegendalaian diri. Dan sistem lainnya.
Konsep teori ini menjadi dasar utama analisa organisasi.