Minggu, 12 Juni 2011

Peran Serta Mahasiswa Menanggulangi Bahaya Penyalahgunaan Narkoba, Perbuatan Tawuran dan Anarkis

Mahasiswa harus menjadi panutan dan generasi penerus untuk memberikan pengabdiannya kepada masyarakat, Bangsa, dan Negara sesuai dengan Tri Darma Pendidikan yang diemban oleh setiap Mahasiswa, bertugas :

a. Menghindari diri dari Penyalahgunaan Narkoba dan menjauhi Perbuatan Tawuran dan Anarkis.

b. Memperhatikan kegiatan teman mahasiswanya agar tidak terlibat Penyalahgunaan Narkoba, Perbuatan Tawuran dan Anarkis.

c. Memberi nasehat dan penyuluhan kepada rekan mahasiswanya untuk menjauhi Penyalahgunaan Narkoba, Perbuatan Tawuran dan Anarkis.

d. Memberitahukan kepada Dosen atau Rektorat serta orang tua mahasiswa tentang keterlibatan temannya Penyalahgunaan Narkoba atau Perbuatan Tawuran dan Anarkis.

e. Turut serta di lingkungan tempat tinggalnya sebagai warga negara yang baik memberikan penyuluhan dan penerangan tentang Bahaya Penyalahgunaan Narkoba dan Perbuatan Tawuran dan Anarkis.

f. Melaporkan kepada Kepolisian setempat bilamana mengetahui, melihat, dan mendengar tentang Bahaya Penyalahgunaan Narkoba, Perbuatan Tawuran dan Anarkis.

g. Sebagai kader dan sebagai Generasi Penerus menyelamatkan Bangsa dari masalah Nasional, melakukan upaya: memasyarakatkan GEPENTA dan mengGEPENTAkan masyarakat agar Indonesia bebas dari bahaya : Narkoba, Tawuran dan Anarkis.

h. Pembentukan Ormas Gerakan Nasional Peduli Anti Narkoba dan Tawuran (GEPENTA) Gerakan Nasional Peduli Anti Narkoba dan Tawuran perlu disosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat. GEPENTA memotivasi dan meningkatkan daya cegah, daya lawan, daya tangkal masyarakat terhadap penyalahgunaan Narkoba dan menjauhi Tawuran upaya mencegah, melawan, menangkal penyalahgunaan harus dimulai dari diri sendiri kemudian ditransformasikan kedalam organisasi kewilayahan dan perusahaan dimana terdapat kelompok masyarakat. Demikian juga kepada seluruh pelajar, mahasiswa, pemuda penerus bangsa dan seluruh lapisan masyarakat dalam semua kehidupan sosial masyarakat. Pembentukan Organisasi Gerakan Nasional Peduli Anti Narkoba dan Tawuran dilaksanakan apapun sebutannya atau apapun namanya tidak masalah, yang perlu makna dan tujuannya memerangi atau anti Narkoba dan Tawuran.

i. Pembentukan Ormas GEPENTA di lingkungan Pendidikan dan Masyarakat
Untuk mempercepat bebas dari bahaya Narkoba dan Tawuran, bentuklah GEPENTA pada lingkungan sosial.

SUMBER : GEPENTA







Bookmark:




FAMOUS TAGS [-]
Cheap Finger Fingers Five Gold Jerseys Louis Lupus Mbt Otak Replica Rift Runescape Shoes Tumor Vibram Vuitton Wholesale Wow

Sabtu, 11 Juni 2011

Ringkasan BAB XI - XII

MOTIVASI UNTUK BEKERJA


Perilaku manusia sebenarnya hanyalah cerminan yang paling sederhana motivasi dasar mereka. Agar perilaku manusia sesuai dengan tujuan organisasi, maka harus ada perpaduan antara motivasi akan pemenuhan kebutuhan mereka sendiri dan permintaan organisasi.


PENGERTIAN MOTIVASI

Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi. Motivasi adalahh keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Jadi, motivasi bukanlah sesuatu yang dapat diamati, tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu perilaku yang tampak. Tiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang tersebut; kekuatan pendorong inilah yang disebut motivasi. Rasa lapar, kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motivasi.

Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda. Manajer organisasi perusahaan penting untuk mengetahui apa yang menjadi motivasi para karyawan atau bawahannya, sebab faktor ini akan menentukan jalannya organisasi dalam pencapaian tujuan.

Motivasi bisa ditimbulkan oleh faktor internal atau eksternal tergantung darimana suatu kegiatan dimulai. Motivasi internal berasal dari diri pribadi seseorang dan akan dijelaskan oleh hirarki kebutuhan Maslow dan motif berprestasi McCelland. Sedangkan motivasi eksternal sebenarnya dibangun di atas motivasi internal dan adanya dalam organisasi sangat tergantung pada anggapan-anggapan dan teknik-teknik yang dipakai oleh pimpinan organisasi atau para manajer dalam memotivasi bawahannya.


Motivasi Internal

Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internalnya. Kekuatan ini akan memperngaruhi pikirannya, yang selanjutnya akan mengarahkan perilaku orang tersebut.

Penggolongan motivasi internal yang diterima secara umum belum mendapat kesepakatan para ahli. Namun demikian, psikolog-psikolog menyetujui bahwa motivasi dapat dikelompokkan ke dalam 2 kelompok, yaitu :
• Motivasi fisiologis, yang merupakan motivasi alamiah (biologis) seperti lapar dan haus.
• Motivasi psikologis, yang dapat dikelompokkan ke dalam 3 kategori dasar, yaitu :

§ Motivasi kasih sayang (affectional motivation); motivasi untuk menciptakan dan memelihara kehangatan, keharmonisan dan kepuasan batiniah (emosional) dalam berhubungan dengan orang lain.
§ Motivasi mempertahnakan diri (ego-defensive motivation); motivasi untuk melindungi kepribadian, menghindari luka fisik dan psikologis, menghindari untuk tidak ditertawakan dan kehilangan muka, mempertahankan prestise dan mandapatkan kebanggaan diri.
§ Motivasi memperkuat diri (ego-bolstering motivation); motivasi untuk mengembangkan kepribadian, berprestasi, menaikkan prestasi dan mendapatkan pengakuan orang lain, memuaskan diri dengan penguasaannya terhadapa orang lain.

Motivasi Eksternal

Teori motivasi eksternal tidak mengabaikan teori motivasi internal, tetapi justru mengembangkannya.Teori motivasi menjelaskan kekuatan-kekuatan yang ada di dalam individu yang dipengaruhi faktor-faktor intern yang dikendalikan oleh manajer, yaitu meliputi suasana kerja seperti gaji, kondisi kerja, kebijaksanaan perusahaan dan hubungan kerja, seperti penghargaan, kenaikan pangkat dan tanggung jawab.

Manajer perlu mengenal motivasi eksternal untuk mendapatkan tanggapan positif dari karyawannya. Seorang manajer dapat mempergunakan motivasi eksternal yang positif ataupun negatif. Motivasi positif memberikan penghargaan untuk pelaksanaan kerja yang baik. Motivasi negatif memperlakukan hukuman bila pelaksanaan kerja jelek.

Teori X dan Teori Y Mc Gregor

Teori motivasi yang menggabungkan motivasi internal dan eksternal dikembangkan oleh douglas McGregor. Ia merumuskan perbedaan 2 teori dasar mengenai perilaku manusia yang disebut dengan teori X dan teori Y.

Teori tradisional mengenai kehidupan organisasi banyak diarahkan dan dikendalikan atas dasar teori X. Anggapan-anggapan yang mendasari teori X adalah :
1. Rata-rata para pekerja itu malas, tidak suka bekerja dan akan menghindarinya bila dapat.
2. Karena pada dasarnya pekerja tidak suka bekerja, maka harus dipaksa, dikendalikan, diperlakukan dengan hukuman dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi.
3. Rata-rata para pekerja lebih senang dibimbing, berusaha menghindari tanggungjawab. memnpunyai ambisi yang kecil, keamanan dirinya di atas segala-galanya.
Teori X ini masih banyak digunakan dalam organisasi-organisasi karena para manajer percaya bahwa anggapan-anggapan itu benar dan banyak sifat-sifat yang dapat diamati dari perilaku manusia sesuai dengan anggapan-anggapan tersebut. Karena teori X tidak dapat menjawab semua fakta yang ada dalam organisasi, McGregor menjawabnya dengan teori Y yang lebih realistik. Anggapan-anggapan teori Y adalah :
1. Usaha fisik dan mental yang dilakukan manusia dalam bekerja adalah kodrat manusia, sama halnya dengan bermain atau beristirahat.
2. Rata-rata manusia bersedia belajar, dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima tetapi mencari tanggungjawab.
3. Ada kemampuan yang besar dalam kecerdikan, kreativitas dan daya imajinasi untuk memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh karyawan.
4. Pengendalian ekstern dan hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan organisasi.
5. Keterikatan pada tujuan organisasi adalah fungsi peghargaan yang diterima karena prestasinya dalam pencapaian tujuan itu.
6. Organisasi seharusnya memberikan orang kemungkinan untuk mewujudakn potensinya, dan tidak hanya digunakan sebagian.
Dasar utama teori Y adalah integrasi dan kerja sama. Dengan integrasi, para karyawan dapat mencapai tujuan mereka sendiri melalui sumbangannya dalam pencapaian tujuan organisasi dimana dia mengikatkan diri.


PENDEKATAN-PENDEKATAN TERHADAP MOTIVASI


Pendekatan Hubungan Manusiawi Tradisional

Motivasi dapat dipandang sebagai proses psikologis dasar yang terdiri atas berbagai kebutuhan, dorongan dan tujuan. Pendekatan hubungan manusiawi tradisional pada umumnya tidak menyadari pentingnya proses psikologis ini. pandangan tersebut terutama didasarkan atas 3 asumsi berikut ini :
1. Personalia terutama dimotivasi secara ekonomis dan perasaan aman serta kondisi kerja yang baik.
2. Pemenuhan ketiga hal itu akan mempunyai pengaruh positif pada semangat kerja mereka.
3. Ada korelasi positif antara semangat kerja dan produktivitas.
Dalam kenyataanya, pendekatan hubungan manusiawi tradisional tidak sepenuhnya berjalan dalam praktek. Telah terbukti bahwa pendekatan ini terlalu sederhana untuk dapat memecahkan masalah-masalah motivasional kompleks yang dihadapi manajemen. Ketiga asumsi menjadi tidak valid atas dasar pembuktian melalui pengalaman dan penelitian.Pendekatan tradisional hanya mengungkap permukaan masalah motivasi yang sangat kompleks.

Pendekatan Modern

Sejalan dengan perkembangan masalah-masalah manusiawi yang mulai meningkat, keterbatasan-keterbatasan hubungan manusiawi tradisional mulai tampak. Pertama kali disadari bahwa ada korelasi antara kepuasan dan prestasi kerja, kemudian muncul teori Y McGregor yang disebut sebagai transisi ke pendekatan modern, dan selanjutnya dikemukakan konsep-konsep motivasi lainnya.


TEORI-TEORI ISI MOTIVASI KERJA



Teori-teori isi motivasi bermaksud untuk menetukan apa yang memotivasi orang-orang dalam pekerjaan mereka. Pada permulannya banyak ahli berpendapat hanya uang yang memotivasi mereka (manajemen ilmiah), dan kemudian dirasa juga kondisi kerja, keamanan dan barangkali gaya supervisi demokratis (hubungan manusiawi).

Teori Hirarki Kebutuhan Maslow

Konsep teorinya menjelaskan suatu hirarki kebutuhan (hierarchy of needs) yang menunjukkan adanya 5 tingkatan keinginan dan kebutuhan manusiawi. Secara lebih terinci kelima kebutuhan dasar manusia yang membentuk hirarki kebutuhan adalah :
1. Kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan keamanan
3. Kebutuhan sosial
4. Kebutuhan penghargaan
5. Kebutuhan aktualisasi diri
Teori Maslow ini telah banyak digunakan sebagai dasar penelitian untuk menetukan bagaimana masing-masing tingkat kebutuhan itu berkaitan dengan perilaku seseorang.Tetapi, teori ini hanya dapat diterapkan secara umum, secara khusus, mungkin teori ini tidak berlaku. Walaupun demikian, teori Maslow ini banyak berguna bagi manajer suatu organisasi perusahaan untuk dapat memotivasi para karyawannya atas dasar tingkat kenbutuhan yang menjadi motivasi utama mereka.

Teori Motivasi Berprestasi McClelland

Konsep penting teori motivasi lainnya yang didasarkan pada kekuatan yang ada di dalam diri manusia adalah motivasi prestasi. Menurut McClelland, seseorang dianggap mempunyai motivasi prestasi yang tinggi, apabila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik daripada yang lain dalam banyak situasi. McClelland memusatkan perhatiannya pada 3 kebutuhan manusia, yaitu :
1. Kebutuhan prestasi
2. Kebutuhan afiliasi
3. Kebutuhan kekuasaan
Teori McClelland ini sangat penting dalam mempelajari motivasi, karena motivasi prestasi dapat diajarkan untuk mencapai sukses kelompok atau organisasi.

Teori Motivasi Dua-Faktor Herzberg

Teori Herzberg berhubungan erat dengan hirarki kebutuhan Maslow. Faktor-faktor higienis, seperti istilah medis, adalah bersifat preventif dan merupakan faktor lingkungan, dan secara kasar ekuivalen dengan kebutuhan-kebutuhan tingkat bawah Maslow.

Kelompok faktor lainnya, motivators, dibuktikan sebagai faktor-faktor sumber kepuasan kerja yang dapat memotivasi pekerjaan mereka. Faktor-faktor ini secara kasar ekuivalen dengan kebutuhan-kebutuhan tingkat Maslow. Menurut teori Herzberg, seorang karyawan harus mempunyai pekerjaan yang lebih menantang, lebih banyak tuntutan kesempatan untuk menjadi ahli dan mengembangkan kemampuan agar dia dapat termotivasi. Sebagai faktor-faktor sumber kepuasan kerja, motivators dapat berbentuk prestasi, promosi atau kenaikan pangkat, penghargaan, pekerjaan itu sendiri dan tanggungjawab.

Jadi secara ringkas, penemuan paling penting penelitian Herzberg dan kawan-kawannya adalah faktor higienis (atau sering juga disebut faktor ekstrinsik) mempengaruhi kedakpuasan kerja. Faktor higienis membantu individu untuk menghilangkan ketidaksenangan, sedangkan motivasi membuat individu senang dengan pekerjaanya.

Hubungan Antara Teori-teori Maslow, Herzberg dan McGregor

Teori-teori Maslow, McGregor dan Herzberg tampaknya memang mempergunakan pendekatan dengan pandangan yang berbeda dalam meneliti motivasi. Maslow menyebut tingkat kebutuhan yang lebih tinggi sebagai kekuatan yang memotivasi pekerja. Herzberg melihat "pemuas" atau motivator sebagai faktor yang memotivasi pekerja setelah faktor higienis menghilangkan ketidakpuasan kerja. McGregor memandang motivasi melalui teori Y-nya yang didasarkan atas anggapan-anggapan yang ada sebagai motif-motif pekerja. Bagaimanapun juga, ketiga teori ini adalah relevan untuk mempelajari motivasi.


TEORI-TEORI PROSES MOTIVASI KERJA



Model-model isi bermaksud untuk mengidentifikasikan apa yang memotivasi orang-orang pada pekerjaan. Model-model tersebut mencoba untuk menjelaskan hubungan-hubungan perilaku yang termotivasi. teori-terori proses di lain pihak, lebih bersangkut paut dengan pengidentifikasian variabel-variabel yang menjadi motivasi dan bagaimana mereka berhubungan satu dengan yang lain.

Teori Pengharapan Vroom

Teori pengharapan berakar pada konsep-konsep kognitif yang dikemukakan oleh para psikolog, terutama Kurt Lewin dan Edward Tolmani. Vroom mengemukakan teori pengharapannya sebagai suatu alternatif terhadap model-model isi, yang dia rasa tidak memberikan penjelasan yang memadai tentang kekompleksan proses motivasi kerja. Konsep dorongan Vroom secara mendasar adalah ekuivalen dengan motivasi dan ditunjukkan dalam bentuk penjumlahan aljabar hasil perkalian nilai-nilai dan pengharapan-pengharapan.

Vroom mengartikan "nilai' sebagai kekuatan preferensi individual untuk suatu hasil tertentu. Istilah-istilah lain yang dapat menggantikan adalah insentif, sikap dan kegunaan yang diharapkan. Variabel pokok lain di samping nilai dalam model proses motivasional vroom adalah pengharapan. Pengharapan merupakan probabilitas (dari 0 sampai 1) bahwa suatu kegiatan atau usaha tertentu akan mengarahkan ke hasil tingkatan pertama tertentu. Jadi, secara ringkas, kekuatan (dorongan) motivasi untuk melaksanakan kegiatan tertentu akan tergantung pada penjumlahan aljabar hasil kali antara nilai-nilai untuk berbagai hasil dengan pengharapan-pengharapan.

Teori Vroom hanya menunjukkan penentu-penentu (determinants) konsepsual motivasi dan bagaimana hal-hal tersebut berhubungan satu dengan yang lain; tetapi seperti model-model Maslow dan Herzberg, tidak memberikan saran-saran khusus tentang apa yang memotivasi manusia dalam organisasi.

Model Porter dan Lawler

Model Porter dan Lawler merupakan model pengharapan yang mulai dengan perngertian bahwa motivasi (usaha atau dorongan) tidak sama dnengan kepuasan dan/atau prestasi kerja. Motivasi kepuasan dan prestasi kerja adalah variabel-variabel terpisah dan berhubungan dengan cara yang lain, bukan secara apa yang tradisional diasumsikan. Satu hal penting dalam model Porter dan Lawler adalah apa yang terjadi setelah prestasi kerja. Penghargaan-penghargaan yang mengikuti dan bagaiman hal ini diterima akan menentukan kepuasan. Jadi, model Poter dan Lawler menunjukkan bahwa - berlawanan dengan pemikiran tradisional - prestasi kerja menyebabkan kepuasan.

Secara teoritik, model pengharapan Porter Lawler berjalan sebagai berikut :
1. Nilai penghargaan yang diharapkan orang dikombinasikan dengan
2. persepsi orang tersebut tentang usaha yang mencakup - dan probabilitas - pencapaian penghargaan untuk menimbulkan
3. suatu tingkat usaha tertentu yang dikombinasikan dengan
4. kemampuan dan sifat-sifat dan
5. persepsinya mengenai kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai
6. tingkat prestasi yang disyaratkan untuk memperoleh penghargaan-penghargaan intrinsik yang melekat pada penyelesaian tugas
7. dan penghargaan-penghargaan ekstrinsik-ekstrinsik dari manajemen bagi pencapaian prestasi yang diinginkan
8. persepsi individu mengenai 'keadilan" atas penghargaan-penghargaan ekstrinsik yang diterima, ditambah perasaan yang dihasilkan dari prestasinya, menghasilkan
9. tingkat kepuasan yang dialami orang tersebut.
Teori Keadilan Motivasi Kerja

Teori keadilan merupakan suatu konsep tentang motivasi yang dihasilkan dari berbagai penelitian. Teori ini menyatakan bahwa masukkan utama ke dalam prestasi dan kepuasan kerja adalah derajat keadilan (atau ketidakadilan) yang diterima orang (karyawan) dalam situasi kerjanya. Dengan menggunakan terminologi "orang" (setiap individu untuk siapa keadilan dan ketidakadilan ada) dan "orang lain' (setiap individu dengan siapa orang berad dalam suatu hubungan pertukaran yang relevan atau dengan siapa orang membandingkan dirinya), Adam mengatakan bahwa, "ketidakadilan menimpa seseorang kapan saja dia menerima rasio hasilnya terhadap masukan dan rasio hasil orang lain dengan masukan orang lain adalah tidak sama.




Kepemimpinan Dalam Organisasi


Motivasi internal ditentukan oleh orang itu sendiri dan didasarkan atas kebutuhan dan keinginannya. Motivasi eksternal dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti gaji, kondisi kerja, kebijaksanaan perusahaan, penghargaan, kenaikan pangkat dan sebagainya. Bagaimana seorang manajer mengendalikan faktor-faktor tersebut dan memotivasi pekerja-pekerjanya menentukan seberapa jauh efektif tidaknya dia sebagai seorang pemimpin.


PENTINGNYA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

Kepemimpinan yang efektif harus memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan atau bimbingan, hubungan antara tujuan perseorangan dan tujuan organisasi mungkin menjadi renggang (lemah). Keadaan ini menimbulkan situasi dimana perseorangan bekerja untuk mencapai tujan pribadinya, sementaa itu keselruhan organisasi menjadi tidak efisien, dalam pencapaian sasaran-sasarannya.

Oleh karena itu, kepemimpinan sangat diperlukakan bila suat organisasi ingin sukses. Jadi, organisasi perusahaan yang berhasil memiliki satu sifat umum yang menyebabkan organisasi tersebut dapat dibedakan dengan organisasi yang tidak berhasil. Sifat dan ciri umum tersebut adalah kepemimpinan yang efektif.


TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN


Latar Belakang dan Studi-Studi Klasik Kepemimpinan

Kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi selalu dihubungkan dengan kepemimpinan, namun sebenarnya kepemimpinan itu sendiri masih merupakan suatu konsep yang sulit diterangkan atau sebuah "kotak hitam" yang sangat indah. Banyak penelitian dan studi yang telah dilakukan untuk mengungkapkannya, 3 terpenting diantaranya adalah :
1. Studi Lippit dan White
2. Studi Ohio State
3. Studi Early Michigan
Ketiga studi tersebut merupakan studi terpenting tentang kepemimpinan dalam mempelajari perilaku organisasi.

Teori Sifat Kepemimpinan

Analisis ilmiah tentang kepemimpinan mulai dengan memusatkan perhatian para pemimpin itu sendiri. Teori-teori sifat (trait theories) mengemukakan bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan dibuat. Teori ini sering disebut juga "great-man", lebuh lanjut dinyatakan bahwa seseorang itu dilahirkan dengan membawa atau tidak membawa ciri-ciri atau sifat-sifat yang diperlukan bagi seorang pemimpin, atau dengan kata lain, individu yang telah lahir telah membawa ciri-ciri tertentu yang memungkinkan dia dapat menjadi seorang pemimpin.

Kepemimpinan adalah suatu fungsi kualitas seorang individu, bukan fungsi situasi, teknologi, atau dukungan masyarakat. Hal ini mengandung pengertiaan dasar bahwa peneltitian-penelitian dasar kepemimpinan selalu condong menyatakan bahwa individu merupakan sumber kegiatan-kegiatannya.

Keith Davis mengikhtisarkan ada 4 ciri utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan dalam organisasi :
1. Kecerdasan (intellegence)
2. Kedewasaan sosial dan hubungan sosial yang luas (social maturitu and breadth)
3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi
4. Sikap-sikap hubungan manusiawi
Teori Kelompok

Teori kelompok dalam kepemimpinan (group theory of leadership) dikembangkan atas dasar ilmu psikologi sosial. Teori ini menyatakan bahwa untuk pencapaian tujuan-tujuan kelompok harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dan bawahannya. Kepemimpinan itu merupakan suatu proses pertukaran antara pemimpin dan pengikutnya, yang juga melibatkan konsep sosiologi tentang peranan yang diharapkan kedua belah pihak.

Teori Situsional (Contingency)

Pendekatan sifat dan maupun kelompok terbukti tidak memadai untuk mengungkap teori kepemimpinan yang menyeluruh, perhatian dialihkan pada aspek-aspek situasional kemungkinan. Fred Fiedler telah mengajukan sebuah model dasar situasional bagi efektifitas kepemimpinan, yang dikenal sebagai contingency model of leadership effectiveness. Model ini menjelaskan hubungan antara gaya kepemimpinan dan situasi yang menyenangkan dan menguntungkan. Situasi-situasi tersebut digambarkan oleh Fiedler dalam 3 dimensi empirik, yaitu :
1. Hubungan pimpinan anggota
2. tingkat dalam struktur tugas
3. posisi kekuasaan pemimpin yang didapatkan melalui wewenang formal
Penemuan Fiedler menunjukkan bahwa dalam situasi yang sangat menguntungkan atau sangat tidak menguntungkan, tipe pemimpin yang berorientasi pada tugas atau pekerjaan adalah sangat efektif. Tetapi bila situasi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan hanya moderat (terletak pada range tengah), tipe pemimpin hubungan manusiawi atau yang toleran dan lunak akan sangat efektif.

Teori Path-Goal

Telah diakui secara luas bahwa teori kepemimpinan dikembangkan dengan mempergunakan kerangka dasar teori motivasi. Teori Path-Goal ini menganalisa pengaruh (dampak) kepemimpinan (terutama perilaku pemimpin) terhadap motivasi bawahan, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Teori ini memasukkan 4 tipe atau gaya pokok perilaku pemimpin, yaitu :
1. Kepemimpinan direktif. Di sini tidak ada partisipasi oleh bawahan (pemimpin yang otokratis).
2. Kepemimpinan suportif. Pemimpin yang selalu bersedia menjelaskan, sebagai teman, mudah didekati dan menunjukkan diri sebagai orang sejati bagi bawahan.
3. Kepemimpinan partisipatif. Pemimpin meminta dan menggunakan saran-saran bawahan, tetapi masih membuat keputusan.
4. Kepemimpinan orientasi-prestasi. Pemimpin mengajukan tantangan-tantangan dengan tujuan yang menarik bagi bawahan dan merangsang bawahan untuk mencapai tujuan tersebut serta melaksanakannya dengan baik.
Jadi, gaya-gaya kepemimpian ini dapat dipergunakan oleh pemimpin yang sama dalam berbagai situasi yang berbeda. Baik model Fiedler maupun teori Path-Goal memasukkan 3 variabel penting dalam kepemimpinan, yaitu : pemimpin, kelompok dan situasi.

Kepemimpinan sebagai Sistem Pengaruh

Model sistem pengaruh ini dapat memperjelas betapa kompleksnya teori kepemimpinan modern. Pemimpin mempengaruhi kelompok dan situasi. Kelompok mempengaruhi pemimpin dan situasi. Situasi mempengaruhi pemimpin dan kelompok. Jadi, tiap-tiap subsistem mempengaruhi dan dipengaruhi oleh subsistem yang lain.


GAYA-GAYA KEPEMIMPINAN


Gaya kepemimpinan adalah suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya. Secara relatif ada 3 macam gaya kepemimpinan yang berbeda, yaitu otokratis, demokratis atau partisipatif, dan laissez-faire, yang semuanya pasti mempunyai kelemahan-kelemahan dan keuntungan.

Perbedaan gaya kepemimpina dalam organisasi akan mempunyai pemgaruh yang berbeda pula pada partisipasi individu dan perilaku kelompok. Kepemimpinan otokratis lebih banyak menghadapi masalah pemberian perintah kepada bawahan. kepemimpinan demokratis cenderung mengikuti pertukaran pendapat antara orang-orang yang terlibat. Dalam kepemimpinan laissez-faire, pemimpin memberikan kepemimpinannya jika diminta.

Implikasi-implikasi Gaya dari Berbagai Studi Klasik dan Teori-teori Modern

Studi Hawthorne diinteprestasikan dalam istilah-istilah gaya pengawasan, dan Teori X dari Douglas McGregor mencerminkan gaya otokratis dan Teori Y nya menunjukkan gaya kepemimpinan humanistik. Studi Ohio State mengidentifikasikan perhatian (tipe gaya suportif) dan struktur pengambilan inisiatif (tipe gaya direktif) yang menjadi fungsi-fungsi kepemimpinan utama.

Gaya-gaya Managerial Grid

Salah satu pendekatan yang sangat populer untuk mengidentifikasikan berbagai gaya kepemimpinan para manajer praktisi adalah penggunaan "managerial grid" yang dikemukakan oleh Robert R. Blake dan Jane S. Mouton.

Model Tiga Dimensional Reddin

Jaringan Blake dam Mouton mengidentifikasikan gaya seorang manajer, tetapi tidak secara langsung berkaitan dengan efektifitas. William J. Reddin, telah menambahkan dimensi ketiga atau efektifitas pada modelnya. Di samping memasukkan dimensi efektifitasnya, dia juga mempertimbangkan damapak situasional pada gaya yangs sesuai. Hal penting yang dikemukakan Reddin adalah bahwa setiap gaya tersebut dapat efektif atau tidak efektif tergantung pada situasi.

Gaya-gaya Efektif
1. Eksekutif (execuitive). Gaya ini memberikan perhatian besar baik terhadap tugas maupun karyawan.
2. Pembangun (developer). Gaya ini memberikan perhatian maksimum terhadap karyawan dan minimum terhadap tugas.
3. Otokrat penuh kebajikan (benevolent autokrat). Gaya ini memberikan perhatian maksimum pada tugas dan minimum pada karyawan.
4. Birokrat (bureaucrat). Gaya ini memberikan perhatian minimun baik pada tugas maupun karyawan.

Gaya-gaya Tidak Efektif
1. Kompromis (compromiser). Gaya ini memberikan prhatian besar baik tehadap tugas maupun karyawan dalam suatu situasi yang hanya memerlukan penekanan pada salah satunya.
2. Misionaris (missionary). Gaya ini memberikan perhatian maksimum terhadap karyawan dan perhatian minimum terhadap tugas dimana perilaku tersebut tidak cocok.
3. Otokrat (autocrat). Gaya ini memberikan perhatian maksimum terhadap tugas dan perhatian minimum terhadap karyawan dimana perilaku seperti itu tidak tepat.
4. Pelarian (deserter). Gaya ini memberikan perhatian minimum terhadap tugas dan karyawan dalam suatu situasi dimana perilaku seperti itu tidak sesuai.

Empat Sistem Manajemen Likert
1. Sistem 1 : Otokratik Eksploatif. Manajer mengambil semua keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan dan memrintahkan dan biasanya mengeksploitasi bawahan untuk melaksanakannya.
2. Sistem 2 : Otokratik penuh kebajikan. Manajer tetap menentukan perintah-perintah kerja, tetapi bawahan diberi keleluasaan (fleksibiltas dalam pelaksanaannya dengan suatu cara paternalistik.
3. Sistem 3 : Partisipatif. Manajer menggunakan gaya konsultatif. Manajer ini meminta dan menerima partisipatif dari bawahan tetapi menahan hak untuk membuat keputusan final.
4. Sistem 4 : Demokratik. Manajer memberikan berbagai pengarahan kepada bawahan tetapi memberikan kesempatan partisipasi total dan keputusan dibuat atas dasar konsesus dan prinsip mayoritas.

Kebutuhan Fleksibilitas Gaya Kepemimpinan

Manajer dapat mulai dengan memperkirakan sistem nilai dirinya dan menentukan gaya kepemimpinan umum yang dirasa cocok. Kemudian, dia menentukan dimana gaya kepemimpinan yang paling sesuai dan dimana hal ini akan membutuhakn perubahan agar lebih efektif. Setelah dia mencapai hal ini, dia membutuhkan praktek untuk melengkapi proses pendekatam fleksibel ini.

Organisasi Perusahaan, Teori Struktur dan Perilaku oleh: T.Hani Handoko, Bab XI dan XII.

Belajar berwirausaha, Menjadi pengusaha atau menjadi karyawan elit , bagaimana cara anda meraih cita-cita

-jika saya menjadi karyawan pengusaha, hal yang saya lakukan adalah memunculkan ide-ide yang inovatif untuk membawa usaha saya untuk mencapai kesuksesan, memilih karyawan yang giat bekerja, mencoba mempromosikan produk lewat iklan untuk menarik minat pelanggan.

-jika saya menjadi karyawan perusahaan elit, hal yang saya lakukan adalah bekerja penuh tanggung jawab, disiplin waktu, giat bekerja.
Karena dalam perusahaan, persaingan itu begitu ketat, yang malas-malasan akan terkena PHK, namun yang giat bekerja akan tetap bertahan, karena yg perusahaan inginkan adalah karyawan yang cerdas dan giat dalam bekerja.

Untuk menjadi orang sukses, tidaklah hanya bekerja di suatu perusahaan elit.

Coba kita lihat, orang yang sukses karena berdagang atau berwirausaha, tidak sedikit bukan?
Berwirausaha melatih kemampuan untuk berdagang.

Ada hal yang perlu di miliki seorang wirausaha :

1.       Modal
Modal merupakan hal yang penting dalam berdagang, tanpa adanya modal, kita tidak bisa mendirikan usaha.
2.       Tempat
Hal yang penting lainnya adalah saran tempat. Biasanya pedagang memerlukan tempat yang strategis untuk berdagang., agar barang dagangannya laku terjual.
3.       Pelayanan
Agar konsumen merasa nyaman, maka penjual harus melayani konsumen dengan sopan, tidak jutek terhadap konsumen.
4.       Jujur
Salah satu kekecewaan konsumen adalah ketika barang yang ia beli tidak sesuai dengan apa yang di bilang penjual, biasanya penjual bilang “ barang ini bagus, tahan lama”, namun pada kenyataannya tidak sesuai. Hal ini menyebabkan ketidakpercayaan konsumen dan konsumen enggan untuk kembali ke tempat usaha tersebut.
5.       Mental
Saat usahanya dalam keadaan down, mental akan berpengaruh, bagaimana ia akan menyikapinya.
Wirausahawan yang mempunyai mental kuat, ia tidak diam saja, namun mencoba bangkit membangun kembali usahanya dari keterpurukan.
6.       Disiplin waktu
Disiplin waktu adalah hal yang harus dimiliki setiap wirausahawan, ketika tokonya buka jam 07.00, maka segeralah dibuka.
Apa jadinya, bila pelanggan banyak berdatangan ke toko anda, namun toko anda tutup? Rejeki akan kabur begitu saja.
 
Menjadi Pengusaha atau Menjadi Karyawan Elit

-jika saya menjadi karyawan pengusaha, hal yang saya lakukan adalah memunculkan ide-ide yang inovatif untuk membawa usaha saya untuk mencapai kesuksesan, memilih karyawan yang giat bekerja, mencoba mempromosikan produk lewat iklan untuk menarik minat pelanggan.

-jika saya menjadi karyawan perusahaan elit, hal yang saya lakukan adalah bekerja penuh tanggung jawab, disiplin waktu, giat bekerja.
Karena dalam perusahaan, persaingan itu begitu ketat, yang malas-malasan akan terkena PHK, namun yang giat bekerja akan tetap bertahan, karena yg perusahaan inginkan adalah karyawan yang cerdas dan giat dalam bekerja.
 

Setiap orang mempunyai cita-cita. Cita-cita itu bisa diwujudkan dengan berdoa dan berusaha.


Cara saya meraih cita-cita yaitu :
-          Berdoa memohon kepada Allah
-          Disertai dengan usaha semaksimal mungkin
-          Tawakkal
-          Bulatkan tekad, “orang lain saja bisa meraih cita-cita, kenapa saya tidak?”


Uraikan = potensial diri anda : 
-kekuatan : saya sendiri bisa menilai sampai mana kemampuan saya? Potensial diri saya 
berhubungan dengan software komputer, yg berhubungan dengan script.
-kelemahan: kelemahannya adalah, saya tidak bisa memasak.
 

Pengembangan Sumber Daya Manusia


Pengembangan Manajemen Dan Organisasi


Seperti yang banyak diutarakan sebelumnya, lingkungan organisasi selalu berubah setiap waktu. Organisasi yang menyadari keadaan yang terjadi di luar organisasi dibandingkan dengan organisasi yang acuh tak acuh terhadap perubahan lingkungan. Dengan kepekean tersebut. 
Organisasi yang baik adalah organisasi yang melihat kedepandan mempersiapkan diri untuk itu, organisasi juga melakukan forecast dan estimasi situasi lingkungan, agar lebih cepat tanggap dan dapat bersiap-siap sebelumnya terhadap perubahan lingkungan.
Cara penting untuk menghadapi keadaan tersebut adalah pengembangan dan melatih para manajer agar mereka mampu untuk utuk mengatasi berbagai masalah, permintaan (tuntutan)dan tantangan baru, dan tentu saja, manajemen mempunyai tanggung jawab untuk memberikan kesempatan-kesempatan latihan dan pengembangan bagi para karyawan agar mereka dapat mencapai potensinya secara penuh, kreana semakin kompleks organisi semakin membutuhkan peningkatan sumber daya manusia baik kuantitas maupun kualitas.
Pendekatan teori manajemenoprasional pada program latihan dan pengembangan adalah suatu pendekatan situasional yang mengintegrasikan berbagai prinsip, konsep, teori dan pengetahuan keperilakuan dengan praktek-praktek manajemen untuk mencapai hasil-hasiloptimun.

Program Latihan Dan Pengembangan

Atas dasar penilaian kebutuhan pengembangan, organisasi dapat menentukan tujuan atau dasar program latihan dan pengembangan. Secara umum, tujuan program ini adalah menambah pengetahuan, pengembangan sikap, mengembangkan keterampilanpara anggota untuk menghadapi perubahan.
“Teknik-teknik latihan dan pengembangan”
Berbagai teknik latihan dan pengembangan telah dikenal, baik teknik-teknik on the job maupun off the job. ada beberapa “trade-offs”. Ini berarti tidak ada teknik yang selalu terbaik ; metoda terbaik tergantung pada :
È«. Efektifitas biaya 
È«. Isi program yang diinginkan
È«. Kesesuaian fasilitas 
È«. Preferensi dan kemampuan peserta
È«. Prinsip – prinsip belajar.
Selanjutnya, tingkat pentingnya enam trade-offs tersebut tergantung pada situasi. Sebagai contoh, efektifitas biaya mungkin merupakan faktor minor pada program latihan pilotAAAAAAAAAA peswat terbang dalam maneuver – maneuver berbahaya

Pengembangan sumber daya manusia jangka panjang yang berbeda dengan latihan untuk pekerjaan tertentu menjadi semakin penting bagi organisasi. Melalui pengembangan para karyawan yang dimiliki sekarang, organisasi mengurangi ketergantungannya pada penarikan pada karyawan baru. Pengembangan sangan karywan, perubahan sosioteknis dan perputaran karyawan. Dengan menangani tantangan itu, organ
sumber daya manusia juga merupakan cara yang efektif untuk menghadapi beberapa tantangan, tantangan tersebut mencakup keu
isasi dapat memelihara sumber daya manusia yang efektif.
Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi (organization development, atau sering disingkat OD) adalah suatu pendekatan yang sistematik, terpadu dan terencana untuk memecahkan masalah-masalahyang merintangi efisiensi pengoperasian pada semua tingkatan.
OD adalah suatu pendekatan situasional atau kontingensi untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Meskipun teknik-teknik yang digunakan berbeda, prosesnya mencakup tahap-tahap :

1. Pengenalan masalah
2. Diagnosis organisasional
3. Umpan balik
4. Pengembangan strategi perubahan 
5. Intervensi
6. Pengukuran dan evaluasi

Anggap suatu perusahaan sedang menghadapi bebagai masalah, yaitu konflik antara unit-unit organisasi, DLL. Kemudian manajer puncak menghubungi ahli OD untuk membicarakan situasi ini, keduanya setuju mengenai perlunya dilakukan “diagnosis organisasional”. Selanjutnya, konsultan mengumpulkan informasi dari beberapa unit organisasi dengan menggunakan daftar pertanyaan, wawancara dan observasi.

Minggu, 10 April 2011

MEMANFAATKAN WAKTU LUANG DISELA-SELA KULIA


*MEMANFAATKAN WAKTU LUANG DISELA-SELA KULIA


Kita sering bingung cara mengisi waktu luang di pergunain  buat ngapain...?
wah,,,,wah.....khusus nya bwt anak kuliah yang beken nya Sich anak Kampus....!!!
ada koq haL positif mengisi waktu luang anda dengan segala sesuatu yang bermanfaat bahkan menghasilkan uang,,,
yaitu...:
* Kerja parTime...
* Atau bikind sesuatu yang bermaaf
     keluarkan lah bakat mu yang dapat di manfaatkan orang banyak      dan menghasilkan keuntungan yah itu uang,,,*


 
*BELAJAR  MEMBUKA USAHA SAMBIL KULIA


nah,,,!!!
tadi  ini semua yang aku bahas di atas ,,,!!!
belajar membuka usaha yang menghasilkan...!!
contoh nya,,,:
buat anak kulia  nich..:
_ Bisa bikin jasa ketik dan instal program kan...
   ilmu yang di dapat di kampus coba dong kamu kembangkan
  menghasilan uang loh,,,!!!
_  Buka warnet bisa kalie yah,,,!!
   mumpung lagi laku banget nih...

*SEANDAI NYA SAYA MENJADI  PEMIMPIN ATAU ORGANISASI


apa yach yang bakal aku lakukan ...??
masih lom tau...!!
aku ingin mempunyai karyawan yang teladan,jujur,bertanggung jawab dan memiliki keterampilan yang baik atau bagus,,,
yang bisa membuat perusahaan saya berkembang pesat.

KULIA

MEMANFAATKAN WAKTU LUANG DISELA-SELA KULIA


*MEMANFAATKAN WAKTU LUANG DISELA-SELA KULIA


Kita sering bingung cara mengisi waktu luang di pergunain  buat ngapain...?
wah,,,,wah.....khusus nya bwt anak kuliah yang beken nya Sich anak Kampus....!!!
ada koq haL positif mengisi waktu luang anda dengan segala sesuatu yang bermanfaat bahkan menghasilkan uang,,,
yaitu...:
* Kerja parTime...
* Atau bikind sesuatu yang bermaaf
     keluarkan lah bakat mu yang dapat di manfaatkan orang banyak      dan menghasilkan keuntungan yah itu uang,,,*


 
*BELAJAR  MEMBUKA USAHA SAMBIL KULIA


nah,,,!!!
tadi  ini semua yang aku bahas di atas ,,,!!!
belajar membuka usaha yang menghasilkan...!!
contoh nya,,,:
buat anak kulia  nich..:
_ Bisa bikin jasa ketik dan instal program kan...
   ilmu yang di dapat di kampus coba dong kamu kembangkan
  menghasilan uang loh,,,!!!
_  Buka warnet bisa kalie yah,,,!!
   mumpung lagi laku banget nih...

*SEANDAI NYA SAYA MENJADI  PEMIMPIN ATAU ORGANISASI


apa yach yang bakal aku lakukan ...??
masih lom tau...!!
aku ingin mempunyai karyawan yang teladan,jujur,bertanggung jawab dan memiliki keterampilan yang baik atau bagus,,,
yang bisa membuat perusahaan saya berkembang pesat.

Sabtu, 02 April 2011

Desain Dan Struktur Organisasi Formal


Desain Dan Struktur Organisasi FormalStruktur Organisasi Formal

Sebelumnya kita sudah membahas alasan mengapa orang-orang membentuk atau bergabung ke suatu organisasi, alasan pokok adalah untuk mencapai tujuan secara bersama, dimana mereka tidak dapat mencapainya sendiri, atau lebih efektif bila dicapai bersama. Organisasi formal dapat dikatakan atau diibaratkan sebagai sebuah “kendaraan” untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut teori organisasi klasik, organisasi formal adalah sistem kegiatan yang terorganisasi  yang ada, tetapi hal ini mencakup seluruhnya. Struktur, meskipun hanya menyajikan kerangka merupakan subsistem penting dalam sistem organisasi formal, analisa ini akan dimulai denganpembahasan proses desain structural organisasi dan model struktur.

Strategi Dan Struktur

          Hubungan antara strategi dan struktur organisasional pertama kali dijelaskan  oleh chandler dalam studinya pada beberapa perusahan besar di amerika. Chandler menyimpulkan perubahan strategi mengakibatkan berubahnya desain organisasional.
          Seperti kita ketahui, strategi organisasi tepengaruh karena adanya berbagai kesempatan dan ancaman dalam lingkungan eksternalnya, berbagai tujuan, nilai kepercayaan bagi anggota (terutama manajemen puncak). Strategi ini pada gilirinnya akan mempengaruhi struktur organisasi dengan penjelasan sebagai berikut :
1.     Strategi menentukan kegiatan  organisasi, yang merupakan basis pokok bagi desain organisasi.
2.    Strategi mempengaruhi pemilihan teknologi dan orang-orang yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut.
3.    Strategi menentukan lingkungan spesifik  dimana organisasi akan beroperasi.

Lingkunan Eksternal Dan Struktur

       Dalam pengatuh lingkungan pada desain organisasi secara terperinci kita perlu membedakan tiga tipe lingkungan sebagai berikut :
1.     Lingkungan stabil, yaitu lingkungan dengan sedikit atau tanpa perubahan yang tidak diperkirakan atau secara tiba-tiba.
2.    Lingkungan berubah (changing envirotment), yaitu lingkungan dimana inovasi mungkin terjadi setiap waktu yang tidak ditentukan.
3.    Lingkungan bergejolak (turbulent environment), bila para pesaing melempar produk baru yang tidak teduga kepasar tersebut. 

Setelah melakukan studi terhadap berbagai macam, perushan, burns dan salter mengemukakan sistem mekanistik adalah paling sesuai dengan lingkungan stabil, sedangkan sistem organic paling sesuai dengan lingkungan bergejolak. Organisasi dalam lingkungan mungkin dapat menggunakan kombinasi dua sistem tersebut : 

Sistem mekanistik berarti bahwa kehgiatan organisasi diperinci menjadi tugas yang terpisah dan terspesialisasi.
Sistem organik individualnya lenih cenderung bekerja secara kelompok dari pada bekerja sendiri.

Teknologi Dan Struktur

Menurut woodward, atas dasar hasil studinya, ada sejumlah hubungan antara proses teknologi dan struktur organisasi, yang dapat kita lihat dibawah ini :
1.     Semakin kompleks teknologi semakin besar jumlah manajer dan tingkatan manajemen.
2.    Rentang manajemen para manajer lini pertama meningkatakan produksi unit kemasa dan kemudian turun dari produksi mask e proses.
3.    Semakin tinggi kompleksitas teknologi perusahan, semakin besar jumlah staf administrtif dan krelikal.
Arti penemuan ini adalah bahwa setiap tipe teknologi ada aspek-aspek struktur organisasi spesifik yang berkaitan engan pelaksanaan kerja yang lebih baik atau lebih berhasil.

Orang Dan Struktur

          Sikap, pengalaman dan peranan para anggota organisasi juga berhubungan dengan struktur organisasi, tentu saja pengaruh khusus (unik) pada struktur organisasi, sehingga kita perlu membicarakan secara terpisah.
          Berbagai pengaruh penting lainnya pada struktur dapat berasal dari sikap pribadi manajer terhadap wewenang. Perhatian atau ketidakperhatiannya terhadap formalitas dan pengalaman masa lalu (positif atau negative) dengan tipe desain organisasi.

Proses Desain Organisasi

       Dalam teori, proses desain organisasi dapat dimulai dari bawah ke atas atau dari kiri ke kanan, dengan prosedur. Tujuan organisasi umum dterjemhkan menjadi tujuan khusus sebagai sarana pencapaian hasil akhir yang diinginka.
          Meskipun secara otoritas terdapat atau sudah dijelaskan secara terpisah,kedua prosedur tersebut dalam kenyataan saling tergantung, tujuan umum harus dalam kenyataan yang saling tergantung.

Pendekatan Kontingensi Dalam Desain Organisasi

          Banyak teoritisi manajemen dan manajer praktek yang menyatakan keraguan tentang suatu cara yang ideal untuk merancang organisasi, tidak ada suatu cara desain yang ampuh untuk segala kondisi. Struktur yang paling cocok bagi organisasi sangat tergantung pada keadaan tertentu organisasi pada waktu tertentu. Manajer harus memperhatikan variable ppokok yang mempengaruhi perancang struktur organisasi.

Model-Model Struktur Organisasi

          Struktur organisasi merupakan perwujudan yng menunjukkan hubungan diantara fungsi dalam suatu organisasi serta wewenang dan tanggung jawab setiap anggota organisasi yang menjalankan masing-masing tugasnya. Pandangan akan kenyataan tersebut harus kita pegang dalam menguji anggapan mengenai sikap dan kemampuan manusia yang mendasarimunculnya bebagai macam struktur.

Dimensi-Dimensi Dasar Struktur Organisasi

Pembagian Kerja
          Seperti telah dikemukakan, desain organisasi secara esensial menyangkut penyusunan suatu organisasi (perusahan) untuk menvapai efektifitas optimum, dengan norma-norma rasionalitas (efisiensi) organisasi dirancang untung memungkinkan tercapai sendiri.
          Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa pembagian kerja akan mempengaruhi tingakat prestasi organisasi melalui minimalis ketergantungan tingkat pada individu tertentu atau keterampilan khusus, dan gerakan atau perpindahan yang percuma komponen pekerjaan besar.

Organisasi Bentuk Bebas

       Tipe organisasi yang berhubungan erat dengan model-model proyek dan matriks adalah struktur organisasi modern, tipe organisasi bentuk bebas dapat dipandang sebagai perluasan pola desentralisasi, disamping itu juga ada dua karakteristik  umum tipe organisasi ini. Pertama, organisasi bentuk bebas menggunakan secara ektensi sistem informasi yang dikomputerisasikan, terutama untuk mengevaluasi satuan kerja organisasional. Kedua, organisasi bentuk bebas biasanya beranggotakan dan dikelola oleh para manajer mudah dan dinamis yang berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan.